Detail Cantuman Kembali

XML

Konsep Makrifat dalam Perspektif Ulama Sufi Nusantara (Studi Komparatif Syeikh Arsyad al-Banjari dan Kiai Sholeh Darat)


Makrifat menjadi salah satu konsep dalam tasawuf yang banyak digagas oleh para ulama baik di Nusantara maupun di luar Nusantara dengan gagasan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan pengalaman spiritual para ulama tersebut dalam mengenal dan meraih kedekatan dengan Sang Maha Pencipta. Dengan demikian, ini menjadi tugas bagi para akademisi khususnya di bidang Filsafat untuk mengupas konsep makrifat para ulama tasawuf khususnya di Nusantara yang memiliki beragam tarekat dan kondisi sosial politik, sehingga berpengaruh kepada konsep makrifat yang mereka suguhkan. Dengan demikian, akan muncul pertanyaan, bagaimana konsep makrifat perspektif Syeikh Arsyad al-Banjari?, bagaimana konsep makrifat perspektif Kiai Sholeh Darat?, dan bagaimana perbandingan konsep makrifat Syeikh Arsyad al-Banjari dan Kiai Sholeh Darat?. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam bagaimana konsep makrifat yang digagas oleh Syeikh Arsyad al-Banjari dan Kiai Sholeh Darat, serta perbandingan dari konsep makrifat keduanya, mengingat keduanya adalah para ulama tasawuf yang hidup di Nusantara dengan kondisi yang sama, yaitu pada masa Penjajahan Kolonial Belanda. Penelitian ini besifat kepustakaan yaitu dengan menganalisis data primer serta berbagai literatur yang berkaitan dengan konsep makrifat sebagai data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan descriptif-analisys dan separated comparative method (perbandingan). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep makrifat yang digagas oleh Syeikh Arsyad al-Banjari dan Kiai Sholeh Darat memiliki persamaan dan perbedaan, yang mana dari segi makna bahasa keduanya sepakat bahwa makrifat mengandung makna mengenal atau mengetahui. Sedangkan pemaknaan istilah keduanya cukup berbeda dalam mendefinisikannya, istilah makrifat yang digagas oleh Syeikh arsyad adalah suatu keadaan seorang salik menerima sinar tajalli jamāl Allah (keindahan Allah) dan jalāl Allah (kebesaran Allah), sedangkan Kiai Sholeh Darat mengistilahkan makrifat dengan suatu keadaan seorang salik menerima anugerah Allah berupa cahaya ulūhiyyah kedalam hatinya, perbedaan tesebut tentu sangat berpengaruh kepada puncak dari konsep makrifat keduanya.
Adi Pangestu - Personal Name
SKRIPSI AFI 96
2x5.2
Text
Indonesia
2023
serang
xix + 95 hlm.; 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...