Detail Cantuman Kembali

XML

Akulturasi Budaya pada Arsitektur Masjid Merah Panjunan


Sebagai masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku, ras, agama serta adat istiadat, maka kita perlu melestarikan itu semua dengan cara melakukan penelitian tekstual. Pada kesempatan kali ini penulis melakukan penelitian tekstual terhadap akulturasi budaya pada masjid merah Panjunan. Masjid merah Panjunan merupakan sebuah masjid yang awalnya berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para wali dan sebagai tempat ijazahan para wali untuk menyebar agama Islam di Nusantara, tetapi seiring berjalannya waktu masjid merah panjunan ini hanya dijadikan sebagai tempat beribadah (sholat). Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1). Bagaimana kondisi objektif dan sejarah berdirinya Masjid Merah Panjunan?. (2). Budaya apa saja yang terdapat pada arsitektur Masjid Merah Panjunan?. (3). Bagaimana wujud akulturasi budaya pada arsitektur Masjid Merah Panjunan?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1). Untuk mengetahui kondisi objektif dan sejarah berdirinya Masjid Merah Panjunan, (2). Untuk mengetahui Budaya yang terdapat pada Arsitektur Masjid Merah Panjunan, (3). Untuk mengetahui wujud akulturasi budaya pada arsitektur Masjid Merah Panjunan. Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian sejarah melalui tahapan sebagai berikut: pertama, tahapan heuristik adalah tahapan mencari dan mengumpulkan data, kedua, tahapan kritik atau tahapan verifikasi yaitu untuk memperoleh keabsahan sumber, ketiga, tahapan interpretasi atau penafsiran sumber, keempat, historiografi atau penulisan sejarah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Masjid Merah Panjunan merupakan masjid tua yang berada di kota Cirebon yang terletak di kampong Panjunan, Jalan Panjunan Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Masjid Merah Panjunan memiliki tiga akulturasi kebudayaan pada bangunannya, yaitu kebudayaan Hindu, kebudayaan Arab, dan kebudayaan Cina. Ketika agama Islam sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia, umat islam tidak merusak bangunan-bangunan, adat-adat, tradisi-tradisi, dan budaya-budaya yang sudah ada sebelumnya pada daerah tersebut, hal ini lah yang memungkinkan terjadinya proses akulturasi antara islam dan budaya budaya lainnya.
Axel Alvarez - Personal Name
SKRIPSI SPI 626
303.482
Text
Indonesia
2022
serang
xiii + 95 hlm.; 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...