Detail Cantuman Kembali
I’jāz ‘Adadī dalam Konsep Keseimbangan Matematis Angka 7 dalam Al Qur’ān (Studi Pemikiran ‘Abdel Da’im Al Kaheel)
Sejarah i’jāz ‘adadī itu sendiri ada dimulai pada masa pemerintahan ‘Abdul
Mālik Marwān, ia adalah khalifah yang berusaha menghitung huruf, ayat dan huruf
al-Qurān. Kajian ini kemudian berkembang sehingga lahir para kritikus yang
menuliskan awal setiap huruf, dengan menyebutkan jumlah huruf, kata serta ayat
dalam surat tersebut, seperti Marāḥ Labīd karangan Imām Muhammad Nawāwī alJāwi al-Bantānī, dan kemudian mempelajari huruf muqaṭṭa’ah, menurut mufassirin
menyebutkan bahwa Huruf muqaṭṭa’ah itu bersifat unik, istimewa dan terkait dengan
huruf sebelumnya.
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Konsep I’jāz ‘adadī dalam 'Ulūmul Qurān? 2.
Bagaimana bentuk-bentuk Angka 7 dalam Al-Qur’ān menurut ‘Abdel Da’im Al
Kaheel? Dan adapun tujuan Penelitian ini adalah : 1. Menambah wawasan keilmuan
islam dalam kajian tafsir tentang I’jāz ‘Adadī, 2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk
Angka 7 dalam Al-Qur’ān menurut ‘Abdel Da’im Al Kaheel
Metode penelitian yang digunakan adalah Kepustakaan, yaitu penelitian
difokuskan pada studi pustaka yang menjadikan buku-buku, skripsi, jurnal atau hasil
penelitian lainnya. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif
analitis/Tematik. Metode ini sebagai suatu pendekatan dengan menguraikan hal-hal
yang berkaitan dengan tema yang dimaksud dan kemudian dianalisis untuk
memperoleh penilaian dan kajian yang kritis dan obyektif.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat diambil
kesimpulan bahwa kajian i’jāz ‘adadī dalam 'Ulūmul Qurān merupakan hal yang
baru. Oleh karena itu, banyak kelebihan dan kekurangan pengungkapan i’jāz ‘adadī
dalam al-Qurān. Menanggapi pro dan kontra dari i’jāz ‘adadī, kita tidak boleh
menarik kesimpulan apriori atau tergesa-gesa.
Menurut penulis, kedua kelompok Muslim ini memiliki tujuan yang sangat
baik untuk melindungi al-Qurān. maka sudah sepantasnya kita terus mengaji dan
mengkaji pembahasan/penelitian ini. Jadi akhirnya metode yang baik itu lahir tanpa
ada kesalahan. Walaupun ijtihad tidak terlepas dari kesalahan, semoga itu tetap
dinilai sebagai sebuah kebaikan.
Wahyu Muhammad Abdul Wahid - Personal Name
SKRIPSI IAT 536
2x1.3
Text
Indonesia
2022
serang
xxiii + 61 hlm.; 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...