Detail Cantuman Kembali

XML

MEDITASI PERSPEKTIFAL-QUR’AN (Studi atas Kitab Tafsīr Al-Jīlāniy Karya Syekh ‘Abdul Qādir Al-Jīlāniy)


Pada kehidupan saat ini setiap orang mencari perjalanan makna hidupnya. Seperti kehidupan yang ada kaitannya dengan muamalah yang semakin makmur, persoalan masalah kehidupan yang kian rumit, dan merasa hidupnya hampa tanpa makna, maka banyak sekali orang yang mengatasi kehidupannya tersebut dengan cara melakukan meditasi.
Orang yang bermeditasi pada dasarnya adalah untuk mencari ketenangan pikiran dan perasaan. Dengan mencapai ketenangan tersebut maka akan terhindar dari penyakit-penyakit yang muncul dari gangguan jiwa. Dalam agama Islam, meditasi diajarkan dalam tradisi tasawuf, seperti melakukan beberapa kegiatan spiritual yaitu salah satunya bertafakur.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana Meditasi dalam Al-Qur‟an? 2). Bagaimana Meditasi dalamPandangan Syekh „Abdul Qādir Al-Jīlāniy?.Adapun tujuan dari skripsi ini adalah: 1). Untuk mengetahuimeditasi sufistik dalam Al-Qur‟an, 2). Untuk mengetahui bagaimana pandangan Syekh „Abdul Qādir Al-Jīlāniy tentang meditasi.
Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan data dan informasi dari berbagai macam sumber mulai dari sumber primer seperti kitab tafsirAl-Jīlāniy maupun sekunder yaitu buku-buku yang membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul skripsi penulis.
Dalam kehidupan spiritual manusia selalu ditandai dengan Meditasi, karena meditasi merupakan aktifitas sehari-hari yang sangat terlihat dalam kehidupan umat manusia untuk menempuh jalan spiritual.Istilah yang paling umum dalam psikologi sufi adalah nafs yang memiliki arti ego atau jiwa. Jiwaatau Nafs merupakan sebagai proses yang dihasilkan oleh interaksi antara ruh dan jasad ia mencakup kecenderungan material dan spiritual. Tingkatan Nafs dalam Al-Qur‟an yaitu : NafsTirani, NafsPenuh penyesalan, NafsTerilhami, Nafs Tenram, NafsRidha, NafsDiridhai, NafsSuci. Sedangkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: Menurut Syekh „Abdul Qādir Al-Jīlāniy dalam penafsirannya meditasi adalah dengan pengosongan diri serta melakukan tekhnik tafakur dengan caramengingat Allah baik dalam keadaan apapun, dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring atau bersandar.
Umu Siti Muharoh - Personal Name
SKRIPSI IAT 456
2x1.3
Text
Indonesia
2022
Serang Banten
xv + 61 hlm.; 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...