Detail Cantuman Kembali
NALAR WAHYU DALAM PENAFSIRAN AL-QUR’AN (Studi Komparatif Pemikiran Fazlur Rahman dan William Montgomery Watt)
Nalar memiliki suatu peranan yang sangat penting dalam kehidupan, bahkan bisa menyentuh seluruh aspek kehidupan. Nalar merupakan kumpulan aturan-aturan dan hukum-hukum berpikir yang diberikan oleh suatu kultur tertentu bagi penganutnya sebagai landasan untuk memperoleh pengetahuan.
Wahyu dianggap sesuatu yang fundamental dalam agama Abrahamik karena ia adalah komunikasi dari Tuhan sehingga mendapat perhatian khusus. Dalam tradisi Islam, wahyu cenderung dipahami sebagai komunikasi Allah kepada Nabi yang berisi syariat atau kitab suci, baik dengan perantara yang terlihat ataupun tanpa perantara. Sebagian ulama meyakini wahyu yang diterima Nabi berasal dari luar dirinya yang disampaikan oleh malaikat Jibril secara verbal dan menyanggah pendapat mengenai wahyu yang timbul dari dalam diri Nabi sebagai bid’ah.
Penelitian ini membahas kajian Fazlur Rahman dan William Montgomery Watt terhadap wahyu dalam Islam dan doktrin wahyu dalam tradisi Islam. Penelitian ini bersifat kualitatif dan berjenis library research (penelitian kepustakaan). Metode yang digunakan di sini adalah metode analisis-komparatif, yakni dengan membandingkan kajian antara kedua tokoh dan doktrin wahyu dalam Islam.
Dari penelitian ini didapat temuan bahwa Rahman berangkat dari ide keteraturan kosmis, sedangkan Watt memaknai wahyu berangkat dari rumusan L.S. Thornton. Keduanya memahami wahyu sebagai komunikasi kalam Tuhan dengan cara inspirasi. Keduanya berpendapat bahwa wahyu diturunkan kepada Nabi tanpa disertai adanya penampakan malaikat sebagaimana umumnya doktrin wahyu dalam tradisi Islam sehingga keduanya mengkritik doktrin penampakan malaikat dalam proses wahyu sebagai pengaruh dari pihak luar.
Bayu Pamungkas - Personal Name
SKRIPSI IAT 454
2x1.3
Text
Indonesia
2022
Serang Banten
xiv + 69 hlm.; 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...