Detail Cantuman Kembali
Layanan Konseling Kelompok dengan Pendekatan Behavioral dalam Mereduksi Perilaku Nomophobia pada Remaja Awal (Studi di SM IT Miftahul Ulum Kragilan Kabupaten Serang - Banten)
Nomophobia merupakan kepanjangan dari No Mobile Phone Phobia yang berarti ketakutan yang berlebihan jika jauh dengan telepon pintar. Penderita nomophobia selalu merasakan cemas dan ketakutan yang berlebihan ketika meletakkan telepon pintar (smartphone) yang mereka miliki. Fenomena di lapangan penggunaan smartphone secara berlebihan ini merupakan permasalahan bagi sebagian besar remaja awal. Layanan konseling kelompok dalam hal ini sangat diperlukan sebagai solusi untuk mereduksi perilaku nomophobia pada remaja awal melalui pendekatan behavioral. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Bagaimana kondisi psikologis remaja awal yang mengidap nomophobia? 2). Apakah layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dapat mereduksi perilaku nomophobia pada remaja awal? 3). Bagaimana hasil layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dalam mereduksi perilaku nomophobia pada remaja awal? Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1). Untuk mendeskripsikan kondisi psikologis remaja awal yang mengidap nomophobia, 2). Untuk mengetahui apakah layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dapat mereduksi perilaku nomophobia pada remaja awal, 3). Untuk mengetahui hasil dari layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dalam mereduksi perilaku nomophobia pada remaja awal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dan penelitian tindakan. Dalam pengumpulan data, saya menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Penelitian ini dilakukan di SMP IT Miftahul Ulum, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten yang dilakukan dari bulan November 2019 sampai bulan April 2020 dengan objek penelitian sebanyak empat orang remaja awal berusia (12-16 tahun) yang memiliki perilaku nomophobia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi psikologis remaja awal yang mengidap nomophobia diantaranya yaitu: Merasa cemas, stress, takut dan gugup apabila smartphone miliknya tidak berada di dekatnya, dll. Sedangkan tahap penerapan layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral dilakukakan dalam beberapa tahap meliputi: Tahap sebelum konseling yang terdiri dari; Perencanaan dan asesmen. Selanjutnya konseling pertemuan pertama. Tahap selanjutnya melakukan proses konseling pertemuan kedua. Setelah itu melakukan proses konseling pertemuan ketiga dan yang terakhir adalah konseling pertemuan. Penerapan layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral berdampak positif dalam mereduksi perilaku nomophobia pada seluruh konseli. Responden mampu menyesuaikan waktu dalam menggunakan smartphone dengan mencoba mengganti waktu bermain smartphone dengan mengasah potensi yang dimiliki oleh responden. Layanan konseling dengan pendekatan behavioral cukup efekif sebagai salah satu teknik konseling dalam mereduksi perilaku nomophobia pada seseorang.
Leni Marlina - Personal Name
SKRIPSI BKI 455
SKRIPSI BKI 455
Text
Indonesia
Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
2020
Serang Banten
21.5cm, 28cm, 150hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...