Detail Cantuman Kembali
Politik Islam Pada Masa Kerajaan Belanda di Indonesia di Tinjau Dari Siyasah Sar'iyah
Politik yang dianjurkan oleh Snouck Hugronje merupakan bagian dari pandangan mengenai perkembangan masa depan Indonesia. Menurut Snouck Hugronje, Islam hanya dapat menerima pemerintahan asing secara terpaksa suatu koeksistensi antara penguasa Kristen dan warga Muslimin. Dengan demikian tidak mungkin dikembangkan suatu hubungan kekal antara Indonesia dan negeri Belanda.
Dalam menghadapi Islam, penguasa kolonial menurut tradisi dapat mengharapkan dukungan dari perkembangan Islam maupun dari perubahan-perubahan kearah modernisasi. Oleh karena itu tidak mungkin dijalankan untuk mencapai tujuan pemerintahan kolonial dalam jangka panjang.
Pelaksanaan politik Islam yang didasarkan atas strategi dari keperluan keutuhan Hindia Belanda pada berbagai dunia sosial di kepulauan Indonesia, di satu pihak menimbulkan dikotomisam dan penguasa, yang kadang-kadang cukup keras. Sedangkan dipihak lain, hal ini juga mempercepat proses pelebaran jangkauan agama dalam kehidupan politik ini. Yang pertama bersifat struktural, yaitu merenggangnya wakil-wakil agama (ulama), sebagai unsur pengingat akan adanya batas yang mutlak antara hak dan yang batil. Sedangkan yang kedua bersifat konseptual ideologis, yaitu makin kuatnya kecenderungan untuk memakaikan kerangka agama dalam menilai realitas.
Struktur intern dan panji-panji Islam atau agama yang dipakai menjadi kurang mendesak dalam tinjauan yang bersifat konseptual, ketika pemahaman masyarakat terhadap situasi riil yang mereka hadapi dijadikan ukuran, maka tidaklah pula terlalu sukar untuk dimengerti mengapa pemerintah dan perumus kebijaksanaan Hindia Belanda penempatan kesemuanya dalam rubrik Politik Radikal Islam.
Langkah-langkah yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan menggunakan metode Liberary Research yaitu mengumpulkan data melalui studi kepustakaan dan dengan cara mengambil sumber berbagai buku-buku yang relefan.
Pada akhirnya penelitian ini menyimpulkan bahwa pandangan mengenai perkembangan masa depan Indonesia. Islam hanya dapat menerima pemerintahan asing secara terpaksa beserta suatu koeksistensi. Pelaksanaan politik Islam yang didasarkan atas strategi bagi keperluan keutuhan Hindia Belanda pada berbagai dunia sosial di kepulauan Indonesia di satu pihak menimbulkan dikotomi Islam dan penguasa, yang kadang-kadang cukup keras.
Marjeni - Personal Name
Skripsi JS 133
Skripsi JS 133
Text
Indonesia
Fakultas syariah
2002
serang
21.5cm, 28cm, 88hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...