Detail Cantuman Kembali
Pola Komunikasi Antar Budaya dalam Membangun Keharmonisan Masyarakat Perantau asal Batak dan Lokal di Kota Cilegon (Studi Kasus di Link. Tegaltong RT.003/RW.005 Kel. Kebonsari Kec. Citangkil Kota Cilegon).
Perbedaan budaya kerap kali melahirkan berbagai dinamika dalam interaksi sosial dan komunikasi antar individu atau kelompok, salah satu dinamika yang paling umum adalah kesalahpahaman, akan tetapi tidak semua perbedaan budaya menghasilkan dampak negatif, pertemuan dua budaya yang berbeda bisa berlansung rukun sebagaimana budaya Batak dan Jawa dalam kehidupan masyarakat Cilegon. Hafied Cangara mengklasifikasikan pola komunikasi menjadi 4 (empat) macam yang berbeda, yaitu pola komunikasi primer, sekunder, linear,sirkular. Pola komunikasi yang terjadi di lingkungan Tegaltong yaitu pola komunikasi primer, linear, dan sirkular. Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pola komunikasi antarbudaya yang terjadi pada masyarakat perantau asal Batak dan masyarakat lokal di Kota Cilegon? 2) Bagaimana hambatan komunikasi antarbudaya yang terjadi pada masyarakat perantau asal Batak dan lokal di Kota Cilegon?. Penelitian ini bertujuan 1) Untuk menjelaskan bagaimana pola komunikasi yang terjadi antara masyarakat perantau asal Batak dengan masyarakat lokal di Kota Cilegon. 2) Untuk mendeskripsikan adanya hambatan komunikasi antarbudaya yang terjadi pada masyarakat perantau asal Batak dan lokal di Kota Cilegon. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2023 sampai dengan bulan Mei 2024. Peneliti mengambil informan utama dalam penelitian ini yaitu tokoh masyarakat dilingkungan Tegaltong RT.003 dengan total 6 (enam) tokoh masyarakat untuk memperkuat data penelitian. Untuk teknik pengambilan data penelitian, peneliti menggunakan teknik observasi atau pengamatan, wawancara (interview), dokumentasi dan analisis data. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan : 1) Pola komunikasi atarbudaya pada masyarakat perantau asal Batak dan Jawa berlangsung dua arah dan bertahap untuk saling memahami dan menyesuaikan diri terhadap budaya masing-masing. Dari hasil observasi langsung di lingkungan Tegaltong, terdapat beberapa pola dalam menyesuaikan diri yaitu mendirikan paguyuban warga, saling memperkenalkan adat masing- masing, menggerakkan tradisi gotong royong dan juga kegiatan keagamaan dijadikan sarana komunikasi untuk menjadikan kehidupan bermasyarakat menjadi harmonis dan terbuka antara satu sama lain. 2) Bahasa awalnya menjadi hambatan komunikasi yang terjadi pada masyarakat perantau asal Batak dan lokal, sehingga kerap terjadi kesalah pahaman karena miss komunikasi, tidak hanya Bahasa, Interaksi sosial juga bisa memperhambat komunikasi dan persepsi juga menjadi salah satu hambatan komunikasi antarbudaya.
Hidayatun Ni'mah - Personal Name
SKRIPSI KPI 1024
302
Text
Indonesia
2024
serang
xv + 69 hlm.: 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...