Detail Cantuman Kembali
Makna Al-Bāqiyāt As-Ṣāliḥāt dalam Al-Qur'an (Persepsi Wahbah Zuhaili dan Syekh Nawawi Al-Bantani)
Dalam penelitian ini penulis mencoba menjelaskan makna Al-Bāqiyāt As-Ṣāliḥāt pada surah Al-Kahfi: 46 dan surah Maryam: 76. Dengan membandingkan penafsiran persepsi antara Wahbah Zuhaili dan Syekh Nawawi Al-Bantani tentang makna al-bāqiyāt as-ṣāliḥāt. Dengan mengacu pada metode tafsir, penulis menggunakan metode tafsir muqaran (perbandingan) yakni, membandingkan berbagai pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan Al-Qur'an. Penelitian ini berjenis kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan data yang ada, kemudian menganalisanya secara proporsional sehingga akan didapat rincian jawaban atas persoalan yang berhubungan dengan pokok pembahasan dan akan menghasilkan pengetahuan yang valid. Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: 1. Bagaimana tentang makna al-bāqiyāt as-ṣāliḥāt dalam Al-Qur’an? 2. Bagaimana perbedaan penafsiran antara Wahbah Zuhaili dan Syekh Nawawi Al-Bantani tentang makna al-bāqiyāt as-ṣāliḥāt? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang makna al-bāqiyāt as-ṣāliḥāt dalam Al-Qur’an serta perbedaan penafsiran Al-Qur’an antara Wahbah Zuhaili dan Syekh Nawawi Al-Bantani tentang makna al-bāqiyāt as-ṣāliḥāt. Makna al-bāqiyāt as-ṣāliḥāt bagi metode penafsiran Syekh Nawawi Al-Bantani yaitu hanya menjelaskan secara ringkas, dan beliau memiliki pemahaman pandangan yang bercondong pada nilai amalan dzikir yang berkaitan dengan corak sufi atau keruhanian. Sedangkan, metode penafsiran Wahbah Zuhaili menjelaskan secara lebih rinci diantaranya; adanya munasabah, selain itu tidak hanya fokus pada nilai keutamaan dzikir saja, beliau juga menjelaskan nilai-nilai aspek fiqih dalam kehidupan
Muhamad Ripki - Personal Name
SKRIPSI IAT 576
2x1.2
Text
Indonesia
2023
serang
xxiv + 88 hlm.: 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...