Detail Cantuman Kembali

XML

Layanan Responsif dalam Mengatasi Perilaku Indisipliner Anak Didik MDTA (Studi di MDTA Al-Amin Bhayangkara Baru Sumur Pecung, Kec. Kota Serang. Kota Serang


perilaku indisipliner merupakan permasalahan yang dapat menimbulkan masalah lain bagi anak didik seperti permasalahan prestasi akademik, kurang tanggung jawab dalam pengerjaan tugas dan tidak taat pada aturan yang telah di buat oleh lembaga. Berdasarkan atas fenomena yang terjadi di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Al-Amin Bhayangkara Baru yang menunjukan bahwa perilaku indisipliner yang di lakukan anak didik telah menghambat kegiatan belajar dan mempengaruhi keberhasilannya seperti hasil belajar yang kurang baik, di jauhi teman, kurang bertangggung jawab terhadap tugas dan tidak patuh. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1) Bagaimana perilaku indisipliner anak didik MDTA Al-Amin Bhayangkara Baru? 2) Bagaimana pelaksanaan layanan responsif dalam mengatasi perilaku indisipliner a nak didik MDTA Al- Amin Bhayangkara Baru? 3) Bagaimana hasil layanan responsif dalam mengatasi perilaku indisipliner anak didik MDTA Al-Amin Bhayangkara Baru? Tujuan penelitian ini meliputi: 1) Untuk mengetahui perilaku indisipliner anak didik MDTA Al-Amin Bhayangkara Baru. 2) Untuk melaksanakan layanan responsif dalam mengatasi perilaku indisipliner anak didik MDTA Al-Amin Bhayangkara Baru. 3) Untuk mengetahui hasil layanan responsif dalam mengatasi perilaku indisipliner anak didik MDTA Al-Amin Bhayangkara Baru. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan melakukan tindakan dan digunakan untuk membantu memecahkan masalah sosial dengan melakukan tindakan secara nyata. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian dilaksanakan sejak Maret-Oktober 2023 dengan jumlah responden 3 anak didik yaitu IR, BN dan UW yang berperilaku indisipliner. Hasil penelitian ini yaitu perilaku indisipliner anak didik MDTA Al-Amin Bhayangkara yang sering terjadi adalah mengobrol, mengganggu teman, berkata kasar atau kotor, berkelahi, tidur di kelas, membuang sampah sembarangan. Pelaksanaan layanan responsif yang dilakukan yaitu konseling individual yang dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan setiap masing-masing konseli dengan waktu 30 menit pada setiap pertemuan. Pelaksanaan konseling dilakukan dengan menggunakan 3 tahap yaitu tahap awal, inti dan akhir yang disesuaikan dengan pokok masalah yang terjadi pada konseli. Responden IR setelah diberikan layanan ia mulai mengikuti kegiatan belajar dengan baik seperti tidak tidur dikelas, menahan diri untuk tidak mengganggu teman, fokus mengerjakan tugas. Responden BN setelah diberikan layanan ia mulai fokus dalam belajar dan menghafal Juz 30 dan memilih teman yang baik agar tidak sering mengobrol secara berlebihan. Responden UW setelah diberikan layanan ia mengurangi kebiasaan mengotori faslitas sekolah dan menahan diri untuk tidak mengganggu teman saat belajar dan untuk membuang sampah sembarangan masih berusaha melatih agar terbiasa disiplin membuang sampah pada tempatnya.
Asriyanti - Personal Name
SKRIPSI BKI 975
158
Text
Indonesia
2023
serang
xvi + 123 hlm.: 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...