Detail Cantuman Kembali
Analisis Efisiensi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam Pengelolaan Dana Zakat : Pendekatan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Periode 2011-2020
Angka Kemiskinan di Indonesia mengalami fluktuatif sehingga perlu adanya instrument alternatif sebagai solusi pengentasan kemiskinan, salah satunya adalah zakat. Zakat memiliki potensi yang besar di Indonesia namun ironinya, pengumpulan dana zakat yang masih kurang optimal sehingga diperlukan tolak ukur untuk menilai tingkat efisiensi suatu lembaga pengumpul zakat. Penelitian ini dilakukan pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Pusat untuk mengetahui tingkat efisiensi BAZNAS Pusat dalam melakukan operasinya menghimpun dan menyalurkan dana zakat dalam periode 2011 sampai dengan periode 2020. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1). Bagaimana tingkat efisiensi pengelolaan dana zakat yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggunakan metode data envelopment analysis (DEA) dengan pendekatan produksi periode 2011-2020? 2). Apa saja faktor-faktor penyebab inefisiensi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) periode 2011-2020?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi BAZNAS Pusat dalam mengelola dana zakat pada periode 2011-2020 dan juga untuk mengetahui faktor penyebab inefisiensi yang terjadi pada BAZNAS periode 2011-2020. Penelitian ini menggunakan Jenis metode kuantitatif dengan sumber data sekunder dan teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi. Adapun dalam mencari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode DEA dengan asumsi Constant Return To Scale (CRS) dan Variabel Return To Scale (VRS) dengan berorientasi kepada output. Hasil yang diperoleh adalah BAZNAS mengalami efisiensi sempurna (constant) dengan asumsi CRS pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015, 2018, 2019 dan 2020 dengan nilai efisiensi yaitu 100% atau setara dengan 1, sedangkan menurut asumsi VRS mengalami efisiensi sempurna (contant) pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015, 2016, 2018, 2019 dan 2020 artinya pada tahun tersebut tidak ada variabel yang mengalami nilai efisiensi dibawah 100%. Pada tahun 2016 dan 2017 BAZNAS Pusat mengalami inefisiensi dengan nilai efisiensi 98% dan 69%, hal ini terjadi karena ada beberapa variabel yang tidak mencapai nilai efisiensi sempurna. Menurut asumsi VRS Pada tahun 2017 BAZNAS Pusat mengalami inefisiensi dengan nilai efisiensi 91% hal ini terjadi karena ada beberapa variabel yang tidak mencapai nilai efisiensi sempurna sehingga keadaan tersebut disebut decreasing.
Andi Saepudin - Personal Name
SKRIPSI ES 970
2x4.14
Text
Indonesia
2022
serang
xv + 136 hlm.: 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...