Detail Cantuman Kembali

XML

Tradisi Ziarah Kubur (Ceng Beng) Masyarakat Tionghoa di Tanah Cepe, Karawaci-Tangerang


Tradisi Ceng Beng berarti hari cerah, dimana Ceng berarti bersih dan
Beng berarti cerah. Ceng Beng dilaksanakan pada bulan ketiga tarikh Imlek
yaitu 3-5 April. Tradisi Ceng Beng yaitu upacara doa masyarakat yang
dilaksanakan oleh umat Kong Hu Cu. Ceng Beng merupakan hari dimana
keluarga akan mendatangi makam leluhur, orang tua, dan kerabat mereka
untuk membersihkan makam, menghiasi kubur, memberikan sesajian berupa
makanan dan minuman, dan membakar kertas yang merupakan duplikasi dari
benda aslinya dengan ragam jenisnya, berdoa kepada leluhur meminta
keselamatan didepan makam.
Berdasarkan uraian maka perumusan masalah pada penelitian ini
adalah sebagaiberikut: (1). Bagaimana gambaran umum etnis Tionghoa di
Tangerang, (2). Bagaimana prosesi tradisi Ceng Beng di Tanah Cepe,
Karawaci-Tangerang, (3). Bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam
tradisi Ceng Beng?. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk terwujudnya
deskripsi yang menjelaskan tentang : (1) Gambaran umum etnis Tionghoa di
Tangerang, (2) Tradisi Ceng Beng di Tanah Cepe, Karawaci-Tangerang, (3)
Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Ceng Beng
Untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan dengan
permasalahan yang diteliti maka penulis menggunakan metode penelitian
kebudayaan, sebagai berikut dengan dilakukan beberapa tahapan, yaitu
penentuan lokasi penelitia, kajian kepustakaan, pengamatan terlibat
(participant observation), wawancara mendalam, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil pembahasan skripsi ini, Masyarakat Tionghoa di
Tangerang merupakan komunitas masyarakat yang masih kuat memegang
teguh tradisi leluhurnya. Tradisi Ceng Beng sebagai bentuk penghormatan
kepada leluhur serta bentuk pengabdian seseorang kepada arwah yang telah
meninggal. Tradisi Ceng Beng dilaksanakan dengan melakukan ritual
sembahyang ke makam para leluhurnya dengan melalui tahapan demi
tahapan, yaitu dengan membersihkan kuburan, menyusun hio dan makanan
persembahan, melakukan sembahyang, pembakaran barang-barang yang
dipersembahkan, sampai tahapan penutup. Melalui tradisi ini, masyarakat
Tionghoa di Tangerang dapat menghimpun seluruh keluarga yang dari juah
untuk berkumpul dan melakukan sembahyang, juga dapat mempererat tali
persaudaraan antara keluarga sekaligus melepas rindu sembari sembahyang.
Sehingga tradisi ini memiliki berbagai nilai yaitu nilai kekeluargaan, moral,
spiritual, dan tradisional.
Yayu Yuningsih - Personal Name
SKRIPSI SPI 501
301
Text
Indonesia
2022
Serang Banten
xii + 102 hlm.; 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...