Detail Cantuman Kembali
ASPEK PROFAN DAN SAKRAL TRADISI INJAK TELUR DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA (STUDI KASUS DI KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN D.I YOGYAKARTA)
Adanya kepercayaan terahadap suatu subjek tertentu yang
dianggap tinggi (transenden), maka secara otomatis keadaan psikis
manusia akan diantarkan pada perasaan kagum dan takut. Inilah yang
menjadi alasan manusia dapat menaruh cinta yang luar biasa,
menggantungkan harapan pada suatu subjek tersebut. Selanjutnya,
konsep keimanan terhadap yang sakral seperti ini dikatakan sebagai
suatu sistem kepercayaan yang memaksa pemeluknya untuk meletakan
segala harapan kepada entitas yang dianggapnya sakral, dan akan
memunculkan sebuah ritual atau adat tertentu..
Perumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana kebiasaan
masyarakat Kecamatan Turi melaksanakan tradisi injak telur dalan
perkawinan adat Jawa? 2. Bagaimana persepsi masyarakat Kecamatan
Turi terhadap tradisi injak telur dalam perkawinan adat Jawa? dan 3.
Bagaimana makna profan dan sakral dalam tradisi injak telur di
Kecamatan Turi terhadap perkawinan adat Jawa?
Tujuan penelitian ini adalah untuk 1. Mengetahui kebiasaan
masyarakat Kecamatan Turi melaksanakan tradisi injak telur dalam
perkawinan adat Jawa. 2. Mengetahui persepsi masyarakat Kecamatan
Turi terhadap tradisi injak telur dalam perkawinan adat Jawa, dan 3.
Mengetahui makna profan dan sakral dalam tradisi injak telur di
Kecamatan Turi terhadap perkawinan adat Jawa.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian kajian
etnografi yang berbentuk deskriptif kualitatif dengan menggunakan
metode study kasus, instrument pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis
mendapatkan kesimpulan yaitu: Masyarakat Kecamatan Turi masih
melaksanakan tradisi nenek moyangnya, karena mereka menganggap
tradisi nenek moyang tidak mungkin menunjukkan kepada yang buruk
dan segala sesuatu yang dijalankan selama ini adalah demi
kemaslahatan bersama dan melestarikan tradisi adat jawa, Persepsi
masyarakat Kecamatan Turi terhadap tradisi Injak Telur dalam
pernikahan adat Jawa adalah ada dua pendapat dalam memahami dan
menafsirkan tradisi Injak Telur dalam perkawinan tesebut. Yaitu ada
yang menganggap bahwa tradisi tersebut harus dilakukan karena tradisi
tersebut sarat akan makna dan bisa berimbas pada kehidupan mempelai
di masa yang akan datang, Sedangkan sebagian masyarakat di era
modern ada yang menganggap tradisi tersebut sebagai tradisi yang
tidak musti dilaksanakan (profan). Dan ada yang mempercayai bahwa
tradisi tersebut tidak apa-apa apabila tidak melakukannya. Tradisi
tersebut membutuhkan biaya yang banyak dan bagi kalangan bawah
bisa mendatangkan madharat dan kerugian ekonomi. saat ini ada yang
menganggap tradisi tersebut sebagai tradisi yang tidak musti di
laksanakan (profan).
Muhamad Wildan Firdaus - Personal Name
SKRIPSI HKI 377
301
Text
Indonesia
2022
Serang Banten
xIi + 103 hlm.; 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...