Detail Cantuman Kembali
Konseling Realitas pada Anak Broken Home yang Mendalami Konsep Diri Negatif (Studi di Kampung Marapat Desa Karya Buana Kecamatan Cigeulis Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten)
Penelitian ini berdasarkan atas fenomena yang terjadi di lapangan yang menunjukkan pengaruh kondisi keluarga terhadap konsep diri anak. Anak dari latar belakang broken home memiliki konsep diri negatif, dikarenakan kurangnya perhatian dari orang tua. Penelitian dilakukan pada anak broken home di Kampung Marapat Desa Karya Buana Kecamatan Cigeulis Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Anak yang memiliki konsep diri negatif merupakan anak yang kurang bisa memahami dan menerima keadaan dirinya secara realita dan positif sehingga anak tidak bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri yang mengakibatkan anak memiliki konsep diri negatif. Untuk itu rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi : 1) Bagaimana konsep diri pada anak broken home di Kampung Marapat ? 2) Bagaimana penerapan konseling realitas pada anak broken home yang mengalami konsep diri negatif ? 3) Bagaimana hasil dari penerapan konseling realitas pada anak broken home yang mengalami konsep diri negatif di Kampung Marapat ? dan bertujuan 1) Untuk mengetahui konsep diri pada anak broken home di Kampung Marapat. 2) Untuk menerapan konseling realitas pada anak broken home yang mengalami konsep diri negatif. 3) Untuk mendeskrifsikan hasil dari penerapan konseling realitas pada anak broken home yang mengalami konsep diri negatif di Kampung Marapat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan melakukan tindakan. Subjek yang diteliti sejumlah 5 anak yang memiliki konsep diri negatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini adalah 1) Gambaran awal konsep diri Anak broken home di Kampung Marapat Desa Karya Buana Kecamatan Cigeulis antara lain konseli peka terhadap kritik, mudah tersinggung, pemarah, suka mengurung diri, responsif sekali terhadap pujian, bersikap hiperkritis tidak bisa mengakui keunggulan orang lain, pesimis serta konseli merasa berbeda dengan temannya yang dikarenakan keadaan keluarganya, dan konseli tidak bisa memahami keadaan diri konseli dengan baik. 2) Proses penerapan konseling realitas pada anak broken home yang memiliki konsep diri negatif ini yaitu Konsep diri anak dalam keluarga berantakan berubah ketika mereka melakukan konseling individual dengan pendekatan realitas melalui teknik WDEP dengan enam tahapan 3) Hasil dari penerapan konseling realitas pada anak broken home yang mengalami konsep diri negatif adalah konseli mampu menerima kenyataan dalam hidupnya, konseli mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri tanpa bergantung pada masa lalunya dan berfokus pada masa sekarang untuk mengembangkan dan memperbaiki konsep diri negatifnya menjadi konsep diri positif agar kehidupan kedepannya dapat terarah dan dapat menjadikan anak yang lebih baik serta sukses dimasa yang akan datang. Kata kunci : konseling realitas, anak broken home, konsep diri.
Siti Nurhalimatusa’diah - Personal Name
SKRIPSI BKI 707
153
Text
Indonesia
2022
Serang Banten
xiv + 186 hlm.; 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...