Detail Cantuman Kembali

XML

KONTRIBUSI K.H. ANWAR MUSADDAD DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DI GARUT TAHUN 1945-1950


Pada masa penjajahan maupun masa mempertahankan kemerdekaan, perjuangan para ulama dan kiai memiliki peran penting. Peran mereka sangat krusial dalam memobilisasi, memberi semangat, dan menggerakkan masyarakat khususnya umat Islam untuk berperang melawan penjajahan maupun pendudukan bangsa asing. K.H. Anwar Musaddad juga melakukan hal serupa demi mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Skripsi ini berusaha mengungkap kontribusi K.H. Anwar Musaddad dalam mempertahankan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945-1950 di Garut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: (1). Bagaimana Riwayat Hidup K.H. Anwar Musaddad ? (2). Bagaimana Kondisi Garut Tahun 1945-1950?. (3). Bagaimana Kontribusi K.H. Anwar Musaddad dalam Mempertahankan Eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia? Adapun tujuan dari skripsi ini adalah: (1). Mengetahui Riwayat hidup K.H Anwar Musaddad. (2). Mengetahui kondisi Garut tahun 1945-1950. (3). Mengetahui kontribusi K.H. Anwar Musaddad dalam mempertahankan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian sejarah, dengan tahapannya sebagai berikut, yaitu: Pemilihan Topik, Heuristik, Verifikasi, Interpretasi, dan Historiografi.
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa K.H. Anwar Musaddad memiliki peran yang sangat vital dalam usaha mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. K.H. Anwar Musaddad menjabat sebagai kepala KUA yang menjadi tempat bagi Masyumi untuk berkoordinasi dan menjadi pemimpin pertemuan antara Masyumi Priangan dan Masyumi pusat mengenai pembentukan Lasykar Hizbullah. Setelah itu beliau juga mendirikan Lasykar Hizbullah di Garut bersama K.H. Yusuf Tauziri. Ketika pendudukan kembali Belanda pasca kemerdekaan, K.H. Anwar Musaddad melakukan perlawanan langsung kepada Belanda pada saat Belanda berhasil masuk ke daerah Garut. Belanda merasa kesulitan menghadapi perlawanan K.H. Anwar Musaddad, meskipun pada akhirnya ia berhasil ditangkap, tetapi berkat keahlian beliau dalam melakukan dialog akhirnya K.H. Anwar Musaddad dibebaskan. Ketika terjadi pemberontakan DI/TII di Garut, K.H. Anwar Musaddad menolak tawaran untuk bergabung dengan Kartosoewiryo. Meskipun selalu menerima teror, beliau tidak gentar dan tetap berpegang teguh pada pendiriannya.
Sulthan Naufal Zuhdi - Personal Name
SKRIPSI SPI 462
905
Text
Indonesia
2022
Serang Banten
xvi + 64 hlm.; 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...