Detail Cantuman Kembali
Konseling Realitas untuk Mengatasi Trauma pada Wanita yang Mengalami Toxic Relationship (Studi Kasus di Desa Cikoneng Kecamatan Anyer Kabupaten Serang-Banten)
Toxic relationship kerap dialami pada pasangan mulai dari usia muda
maupun tua. Dampak dari toxic relationship pun bisa dialami pria maupun wanita.
Toxic relationship terjadi pada hubungan yang tidak membahagiakan, dalam toxic
relationship biasanya terjadi kekerasan baik kekerasan fisik, psikis, maupun seksual.
Toxic relationship menyebabkan kedua subjek yang berada dalam penelitian ini
mengalami gejala-gejala trauma.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: 1) Bagaimana gejala trauma yang diterima oleh wanita setelah ia berada
dalam toxic relationship? 2) Bagaimana proses konseling realitas dalam upaya
pengentasan trauma pada wanita yang mengalami toxic relationship menggunakan
konseling realitas?
Penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui gejala-gejala trauma yang dialami
subjek. 2) Mengetahui proses atau tahapan bagaimana konseling realitas digunakan
dalam pengentasan trauma pada wanita yang mengalami toxic relationship.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif-studi kasus yang bertujuan
untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah; observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2021 sampai dengan
bulan Mei 2022, dengan jumlah responden 2 orang wanita yang mengalami trauma
akibat toxic relationship.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan dua kesimpulan: 1)
kondisi psikologis yang dialami oleh 2 wanita yang mengalami trauma akibat toxic
relationship yaitu mudah marah, mudah kaget, hypervigilance (terlalu waspada pada
sesuatu), ketakutan, stress, dan banyak gejala-gejala lainnya. 2) Penerapan konseling
realitas dilakukan sebanyak 5 pertemuan dengan tiga tahapan konseling, dengan
menggunakan teknik WDEP (wants and needs, direction and doing, self evaluation
and planning). Konseling realitas tidak dapat mengatasi trauma yang dialami subjek
secara keseluruhan, tetapi konseling realitas yang dilakukan dapat mengurangi
sebagian gejala-gejala trauma pada kedua subjek dan memunculkan hal positif pada
perubahan pola pikir subjek tentang permasalahan yang dialaminya.
Angela Patricia Soniya - Personal Name
SKRIPSI BKI 651
150
Text
Indonesia
UIN SMH BANTEN
2022
Serang Banten
xiv + 63 hlm.; 18 x 25 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...