Detail Cantuman Kembali
Penggunaan Kinayah dalam Nikah, Talak dan Rujuk Menurut Imam SYafi'i
Kina>yah adalah lafaz yang maknanya samar disebabkan pengunaan lafaz itu dalam kalimat. Masalah timbul ketika kina>yah diungkapkan untuk nikah, talak dan rujuk, sebab kina>yah memiliki makna hakiki dan majasi. Makna manakah yang digunakan? Di sinilah Imam Syafii hadir memberikan jawaban. Fokus penelitian ini untuk mengetahui kedudukan, penggunaan dan akibat hukum penggunaan kina>yah dalam nikah, talak dan rujuk menurut Imam Syafii. Jenis penelitian ini adalah library research (penelitian kepustakaan) dengan data-data kualitatif sebagai subjek dan objeknya yang meliputi kitab-kitab fikih dan usul fikih karya Imam Syafii dan kitab-kitab fikih dan usul fikih mazhab Syafii. Lafaz-lafaz nikah, talak dan rujuk yang dikategorikan sebagai kina>yah dikelompokkan, dicarikan pola dan digeneralisasi dalam satu kesatuan klasifikasi. Hasil peneliatian menunjukkan, 1) Imam Syafii menyamakan antara nikah dan rujuk yang diungkapkan dengan lafaz kina>yah, yaitu tak ada kina>yah dalam nikah dan rujuk. Sementara, untuk kina>yah talak harus disertai niat. 2) Dalam pandangan Imam Syafii, penggunaan kina>yah dalam nikah dan rujuk tidak diperbolehkan. Sementara dalam talak, lafaz kina>yah boleh dan absah digunakan dengan disertai niat. 3) Imam Syafii memandang, nikah dan rujuk dengan lafaz kina>yah tidak absah, sementara talak dengan lafaz kina>yah jatuh apabila disertai niat.
Ahmad Dzulfikar - Personal Name
TESIS HKI 50
TESIS HKI 50
Text
Indonesia
PROGRAM PASCASARJANA UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2021
Serang Banten
21,5cm, 28cm, 249 hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...