Detail Cantuman Kembali
Konsep Hidup Bahagia Studi Komparatif Tasawuf Modern HAMKA dan Filsafat Stoikisme Marcus Aurelius.
Judul Skripsi: Konsep Hidup Bahagia Studi Komparatif Tasawuf Modern HAMKA dan Filsafat Stoikisme Marcus Aurelius. Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Tahun 1443 H/ 2021 M. Work-related stress menjadi faktor utama permasalahan masyarakat dunia saat ini, di mana beban kerja membuat kita sulit mengelola emosional alamiah kita, adanya tekanan dan gangguan yang memang sangat menganggung aktivitas keseharian dalam berkerja. Adanya pendekatan sufistik dan filsafat stoik ini menjadikan jalan keluar dalam menghadapi problematika kehidupan. Marcus Aurelius berupaya memberi ajaran agar kehidupan berlangsung secara dinamis, tidak konstan dan kaku, HAMKA juga berupaya bahwa agama menjadikan rujukan utama dalam meraih kebahagiaan. Dua tradisi yang bersumber dari ajaran Islam dan filsafat Barat, yakni stoikisme dan tasawuf modern, sejatinya telah menyediakan jalan keluar untuk menempuh kebahagiaan dengan cara yang tetap memiliki relevansi dengan kemajuan zaman. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah :1). Apa konsep bahagia dalam perspektif HAMKA dan Marcus Aurelius? 2). Bagaimana cara menempuh hidup bahagia dalam perspektif HAMKA dan Marcus Aurelius? 3). Apa perbedaan dan persamaan konsep bahagia antara HAMKA dan Marcus Aurelius? Adapun tujuan dari skripsi ini adalah: 1). Untuk menjelaskan konsep bahagia dalam perspektif HAMKA dan Marcus Aurelius. 2). Untuk menjelaskan meraih kebahagiaan dalam perspektif HAMKA dan Marcus Aurelius. 3). Untuk menjelaskan perbedaan dan persamaan konsep bahagia dalam perspektif HAMKA dan Marcus Aurelius Penelitian ini mengambil jenis penelitian kualitatif, dengan metode pendekatan filosofis, yang memberi aksentuasi pada gagasan, ide atau pemikiran yang bersifat fundamental. Metode pengumpulan data dalam skripsi ini menggunakan library research. Dari data yang diperoleh kemudian diolah dengan metode deskriptif, lalu diinterpretasikan dan dianalisis selanjutnya dikomparasikan untuk menemukan persamaan dan berbedaan dalam konsep kebahagiaan. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa konsep kebahagiaan keduanya sangat relevan dipraktikkan. Keduanya sama-sama memiliki nilai-nilai moral yang tinggi. HAMKA mengajarkan bahwa manusia diharapkan sanggup mengatur hawa nafsu dengan zuhud yang didukung oleh ilmu pengetahuan untuk mencapai kebahagiaan, karena salah satu karakteristik tasawuf yaitu memiliki obsesi kedamaian dan kebahagiaan spiritual. Sedangkan Marcus Aurelius mengajarkan untuk menanggapi pikiran dan perilaku suatu masalah dengan cara sederhana, tidak berlebihan ketika masalah tersebut diperoleh bukan dari diri kita, maka kita berhak untuk tidak mencampuri apa yang tidak kita perbuat, lebih singkatnya stoa mengantar untuk memandang hidup ke arah yang lebih sederhana. Keduanya jika digabungkan dalam satu konsep maka akan menghasilkan ataraxia.
SANIATI - Personal Name
SKRIPSI AFI 25
SKRIPSI AFI 25
Text
Indonesia
FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2022
Serang Banten
21.5 cm , 28 cm, 111hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...