Detail Cantuman Kembali
Hikmah Kisah Nabi Musa Dan Khidir Dalam Al-Qur’an (Studi Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Az-Zuhaili).
Jurusan Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Dan Adab, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Tahun 2020 M/1442 H. kisah ini menjadi pedoman dan petunjuk bagi umat manusia mengenai akhlak dan perilaku yang terpuji. Dalam Kisah ini menunjukan bahwa islam memberikan kedudukan yang sangat istimewa kepada guru yaitu berkaitan dengan etika yang harus diaktualisasikan oleh seorang murid dalam memelihara sopan santun terhadap gurunya. Supaya kita semua tidak terlalu meninggikan diri dengan kesempurnaan ataupun kehebatan melebihi orang lain. Dari latar belakang di atas penulis merumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini di antaranya: 1). Bagaimana Al-Qur’an berbicara tentang kisah Nabi Musa dan Khidir? 2). Bagaimana penafsiran Wahbah Az-Zuhaili mengenai kisah Nabi Musa dan Khidir? 3). Bagaimana hikmah kisah Nabi Musa dan Khidir dalam penafsiran Wahbah Az-Zuhaili? Tujuan masalah dalam penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui Al-Qur’an berbicara tentang kisah Nabi Musa dan Khidir 2). Untuk mengetahui penafsiran Wahbah Az-Zuhaili mengenai kisah Nabi Musa dan Khidir 3). Untuk mengetahui hikmah kisah Nabi Musa dan Khidir dalam penafsiran Wahbah Az-Zuhaili. Bentuk penelitian di dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode maudhuī atau tematik yakni dengan mempelajari dan mendalami karya Wahbah Az-Zuhaili. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Az-Zuhaili, sedangkan sumber sekunder adalah buku-buku yang berkaitan dengan tema pembahasan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an berbicara tentang kisah Nabi Musa dan Khidir terdapat dalam surah Al-Kahfi ayat 60-82. Kemudian penafsiran Wahbah Az-Zuhaili yang terdapat dalam surat Al-Kahfi ayat 60-82 mengandung tiga peristiwa yang terjadi melubangi perahu, membunuh anak kecil, dan mendirikan dinding rumah. Dan penafsiran Wahbah Az-Zuhaili menggunakan hadist dan logika sesuai dengan alur pemikiran Al-Qur’an. Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ini yaitu berupa pengetahuan dan penanaman keyakinan serta adanya ilmu yang merupakan anugerah paling mulia dan menjadi karunia terbesar dari Allah SWT. Kita perlu menyadari bahwasannya tidak ada seorang manusia yang boleh mengklaim bahwa dirinya lebih berilmu dibanding dengan yang lainnya. Hal itu tentunya berkaitan dan beralasan karena adanya suatu ilmu yaitu anugerah dari Allah SWT. Yang diberikan kepada seseorang tanpa harus ada sebab atau harus mempelajarinya terlebih dahulu.
Ade Hikmatul Arofah - Personal Name
SKRIPSI IAT 355
SKRIPSI IAT 355
Text
Indonesia
FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2021
Serang Banten
21.5cm, 28cm, 81hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...