Detail Cantuman Kembali
Perbandingan Daulah Islamiyah Menurut Hasan Al-banna dan Abul A’la Al-maududi
Hubungan agama dan negara belum menjadi perdebatan yang selesai dalam dinamika politik hingga dewasa ini, negara dengan agama merupakan satu kesatuan yang berjalan beriringan dalam melakukan peraturan untuk kesejahteraan masyarakat. Pemikiran mengenai hubungan Islam dengan politik dikalangan pemikir muslim bukan merupakan hal yang sangat asing, dalam mengungkapkannya para pemikir muslim mempunyai pandangan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Hasan Al-Banna dan Abul A’la Al-Maududi merupakan salah satu contoh pemikir muslim kontemporer yang mempunyai cara pandang berbeda tentang konsep negara Islam. Perumusan masalah dalam hal ini adalah dasar pemikiran Hasan Al-Banna dan Abul A’la Al-Maududi. Konsep kenegaraan Islam menurut Al-Maududi dan Hasan Al-Banna. Perbedaan serta persamaan pemikiran konsep negara Islam menurut Hasan Al-Banna dan Abul A’la Al-Maududi serta analisis penulis mengenai perbandingan pemikiran Al-Maududi dengan Al-Banna tentang konsep negara Islam. Tujuan penelitian dari skripsi ini adalah untuk mengetahui dasar pemikiran Hasan Al-Banna dan Abul A’la Al-Maududi tentang konsep negara Islam, untuk mengetahui apa perbedaan dan persamaan antara pemikiran Hasan Al-Banna dan Abul A’la Al-Maududi tentang konsep negara Islam, serta penulis menganalisis perbandingan dari kedua tokoh tersebut. Metode penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif analisis dengan menggunakan teknik komparatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Dan pendekatan penelitian ini termasuk menggunakan metode historis . Sumber hukum yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu sumber hukum primer dan sumber hukum sekunder . Dari penelitian ini dapat disimpulkan pertama, menurut Hasan Al-Banna dan Abul A’la Al-Maududi persamaannya mereka sepakat bahwa mengenai negara dan agama tidak dapat dipisahkan dan mengingat hubungan agama dan politik bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, dan untuk perbedaan dari pemikiran Abul A’la Al-Maududi menurutnya pemerintahan diselenggarakan atas dasar kedaulatan Ilahi, dan menambahkan sifat Teo-Demokrasi, karena kekuasaan tertinggi yang dalam istilah politik disebut kedaulatan adalah kepada Allah bahwa menurutnya kedaulatan itu mutlak berada ditangan Tuhan. Sedangkan manusia hanyalah pelaksana kedaulatan Allah tersebut.
Sri Marleni - Personal Name
SKRIPSI HTN 217
SKRIPSI HTN 217
Text
Indonesia
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
2021
Serang Banten
21.5cm, 28cm, 119hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...