Detail Cantuman Kembali
Konsep Wahyu dalam Islam (Studi Komparatif Pemikiran Muhammad Abduh dan William Montgomery Watt).
Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten,”Tahun 1442 H/2021 M. Berbicara mengenai konsep wahyu dalam Islam, nampaknya akan selalu menjadi suatu pembahasan yang menarik untuk dikaji. Problem yang paling menarik para tokoh untuk mengkaji konsep”wahyu dalam Islam pada masa modern ini tidak lain adalah bagaimana proses turunnya wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad”saw. Lantas bagaimanakah pandangan Muhammad”Abduh sebagai tokoh mufassir modern dan W. M. Watt sebagai seorang orientalis dalam menyikapi isu-isu tentang konsep Wahyu dalam Islam. Adapun teknik”pengumpulan data yang”digunakan”penulis dalam skripsi ini”yaitu”dengan menggunakan”kajian kepustakaan atau disebut juga dengan istilah library research. Penulis akan mengumpulkan data dan informasi dengan menela‟ah dari berbagai sumber, baik itu berupa sumber tertulis maupun sumber elektronik yang mendukung penulisan skripsi ini dengan berfokus pada topik yang telah dikemukakan di atas. Adapun kerangka teori”yang digunakan dalam”penulisan”ini dengan menggunakanpmetode komparatif danlpemaparannya menggunakanpmetode deskriptif analisis. Mengenai pandangan Abduh dan Watt tentang konsep wahyu dalam Islam, keduanya memiliki cara pandang yang berbeda sehingga memperoleh hasil kesimpulan yang berbeda pula. Dimana Muhammad Abduh mengaitakan proses penerimaan wahyu yang terjadi kepada para Nabi termasuk juga Nabi Muhammad saw. dengan perbedaan kemampuan akal manusia. Muhammad Abduh dengan analogi psikologis yang digunakannya sebagai dalil kebenaran atas adanya ruh-ruh yang memancarkan sebagian ilmu Ilahi,”melepaskan diri dari alam nyata dan berhubungan dengan alam rohani yang suci”dan kesegaraan akal Nabi saw. dan adanya penglihatan itu karena anima somatica. Sedangkan untuk W. Montgomery Watt sendiri, lebih menekankan aspek manusiawi pada wahyu yang diterima Nabi saw., dengan teori psikologi analitik atau lebih dikenal dengan teori Collective Unconsciousness karya Jung. Teori Collective Uncounsiousness karya Jung, digunakannya sebagai pembenaran bahwa Nabi saw. menerima wahyu dan disisi lain ia mengingkari adanya peran Jibril sebagai agen wahyu yang menyampaikan pesan-pesan Ilahi tersebut kepada Nabi saw.
Uswatun Hasanah - Personal Name
SKRIPSI IAT 347
SKRIPSI IAT 347
Text
Indonesia
FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2021
Serang Banten
21.5 cm , 28 cm, 148 hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...