Detail Cantuman Kembali

XML

Implikasi Naskh Dalam Penafsiran al-Qur’an (Studi Komparatif Pemikiran Quraish Shihab dan Abdullah Ahmad an-Naim).


Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Adab, Tahun 2021 M/1442 H. Konsep naskh masih menjadi isu yang menarik dalam studi al-Qur‟an baik di era klasik maupun kontemporer. Hal ini terlihat dari berbagai hasil karya tafsir para mufassir yang berbeda-beda dalam menyikapi ayat-ayat yang dianggap kontradiktif. Inilah yang menjadi tugas para akademisi di bidang al-Qur‟an untuk menguak konsep naskh khususnya penggagas teori naskh di era kontemporer yang mana mempunyai kritik dan pendapat yang berbeda mengenai konsep naskh itu sendiri. Dengan demikian, akan muncul pertanyaan, apakah ada ayat-ayat al-Qur‟an yang kontradiktif? apakah ada ayat-ayat al-Qur‟an disfungsi? Permasalahan inilah yang menimbulkan adanya kontroversi di kalangan para ulama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam bagaimana konsep naskh Quraish Shihab dan Abdullah Ahmad an-Naim dan bagaimana implikasinya terhadap penafsiran al-Qur‟an. Penelitian ini besifat kepustakaan yaitu dengan menganalisis data primer serta berbagai literatur yang berkaitan dengan konsep naskh sebagai data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan descriptif-analisys dan separated comparative metode (perbandingan). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep naskh yang digagas oleh Quraish Shihab dan Abdullah Ahmad an-Naim terdapat persamaan dan perbedaan, keduanya sama-sama memahami naskh dalam al-Qur‟an dalam arti pemindahan/penangguhan ayat. Konsep keduaya juga sama-sama bersifat tentatif (sesuai kebutuhan). Namun, walaupun sama-sama bersifat tentatif, ada perbedaan dalam memberlakukannya. Konsep naskh Quraish Shihab bersifat tentatif untuk personal (individu) sedangkan konsep an-Naim bersifat tentatif untuk antar generasi (zaman). Adapun implikasinya terhadap penafsiran al-Qur‟an, konsep naskh yang digagas Quraish Shihab jika digunakan oleh umat muslim saat ini sangatlah relevan dan sangat baik. Hal ini terlihat dari konsep naskh-nya yang matang dan tidak kaku dengan mengambil banyak pertimbangan dari referensi-referensi ulama terdahulu maupun masa kini. Sementara konsep naskh an-Naim terlihat mentah, dangkal dan prematur. Hal ini terlihat dari pernyataannya yang mengatakan bahwa ayat-ayat makiyyah merupakan ayat-ayat universal-legetarian-demokrakik, sedangkan ayat-ayat madaniyyah merupakan ayat-ayat sektarian-deskriminatif.
Neng Rahmila Muslimah - Personal Name
SKRIPSI IAT 339
SKRIPSI IAT 339
Text
Indonesia
FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2021
Serang Banten
21.5 cm , 28 cm, 101 hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...