Detail Cantuman Kembali
Konseling Individual terhadap Karyawan yang Mengalami Post Power Syndrom Akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) (Studi Kasus di Perusahaan Krakatau Steel Kota Cilegon)
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan suatu hal yang merupakan kegiatan yang sangat ditakuti oleh pekerja/buruh yang masih aktif bekerja. Bagi para karyawan atau pekerja masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan masalah yang kompleks, karena mempunyai hubungan dengan masalah ekonomi maupun psikologi dirinya. Masalah ekonomi karena PHK akan menyebabkan hilangnya pendapatan, sedangkan masalah psikologi yang berkaitan dengan hilangnya status seseorang, menimbulkan kekhawatiran dan cemas setelah mengalami masa PHK. Dalam skala yang lebih luas, dapat merambat kedalam masalah pengangguran dan kriminalitas. Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana kondisi psikologis individu yang mengalami post-power syndrome akibat pemutusan hubungan kerja? 2) Bagaimana konseling individual diterapkan dalam menangani individu yang mengalami post-power syndrome akibat pemutusan hubungan kerja? 3) Bagaimana hasil penerapan konseling individual dalam menangani individu yang mengalami post-power syndrome akibat pemutusan hubungan kerja? Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui kondisi psikologis individu yang mengalami post-power syndrome akibat pemutusan hubungan kerja, 2) Untuk menjelaskan penerapan konseling individual dalam menangani individu yang mengalami post-power syndrome akibat pemutusan hubungan kerja, 3) Untuk mengetahui hasil penerapan konseling individual dalam menangani individu yang mengalami post-power syndrome akibat pemutusan hubungan kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif tindakan. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dokumen, dan analisis data. Responden yang diteliti yaitu lima responden dengan waktu dan tempat dari bulan September 2019 sampai Februari 2020 di Perusahaan Krakatau Steel Kota Cilegon. Kesimpulan penelitian ini adalah pertama, kondisi psikologis individu yang mengalami post-power syndrome akibat pemutusan hubungan kerja di Kota Cilegon. Kondisi psikologis yang mereka alami seperti merasa putus asa, jenuh, cemas, stres, dan malu. Merasa cemas merupakan kondisi psikolgis yang unggul yang dialami oleh individu karena setelah pemutusan hubungan kerja mereka belum mempersiapkan kehidupan paska bekerja akan seperti apa dan bagaimana. Kedua, peneliti menggunakan penerapan teknik konseling individual pada responden. Tahap awal, tahap pertengahan dan tahap akhir. Adapun ragam teknik yang digunakan yaitu attending, empati, refleksi, eksplorasi, pertanyaan terbuka, dorongan minimal, interprestasi, mengarahkan fokus, diam, mengambil inisiatif, memberi nasihat, merencanakan dan menyimpulkan. Ketiga, hasil penerapan teknik konseling individual terhadap lima responden yaitu, mereka terbuka dan merasa lega atas post-power syndrome yang mereka alami karena telah diutarakan dan merasa ada yang telah menerima dirinya dengan siap mendengarkannya. Mereka sudah dapat memahami dan menerima keadaan diri yang positif, penurunan post-power syndrome, memiliki tujuan dan perencanaan hidup yang jelas serta peran keluarga yang positif dalam proses kemajuan pengembangan diri responden.
Nia Firdayanti - Personal Name
SKRIPISI BKI 454
SKRIPISI BKI 454
Text
Indonesia
Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
2020
Serang Banten
21.5cm, 28cm, 159hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...