Detail Cantuman Kembali
Spiritual Emotional Freedom Technique dalam Mengatasi Stress pada Perawat ODGJ (Studi Kasus di Kampung Gunung Buntung, Desa Keramat Laban, Kecamatan Padarincang, Serang- Banten)
Stress merupakan kondisi dinamis yang sering terjadi pada manusia. Jika disikapi dengan sesuatu yang negatif, maka akan menghasilkan yang negatif. Stress yang dirasakan oleh perawat ODGJ dapat dilihat seberapa banyak respon negatif dari reaksi-reaksi emosional dan fisiologis sebagai suatu dampak dari stress yang muncul pada diri responden. Dalam praktiknya, cara menangani stress pada perawat ODGJ dilakukan dengan menggunakan terapi Spiritual Emosional Freedom Technique pada lima perawat ODGJ. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1). Bagaimana gambaran umum stress pada perawat ODGJ?. 2). Bagaimana efektifitas hasil penerapan Spiritual Emotional Freedom Technique dalam mengatasi stress pada perawat ODGJ?. 3). Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan Spiritual Emotional Freedom Technique dalam mengatasi stress pada perawat ODGJ?. Sedangkan tujuan dalam penelitian ini, yaitu: 1). Untuk menjelaskan gambaran umum stress pada perawat ODGJ, 2). Untuk menjelaskan efektifitas hasil penerapan Spiritual Emotional Freedom Technique dalam mengatasi stress pada perawat ODGJ, 3). Untuk menjelaskan faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan Spiritual Emotional Freedom Technique dalam mengatasi stress pada perawat ODGJ. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research), dengan metode penelitian kualitatif, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling dengan jenis purposive sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1). Perawat ODGJ yang mengalami stress merasakan adanya reaksi emosional dan fisiologis yang negatif, seperti sedih, putus asa, insomnia, dan hipertensi. 2). Efektif penerapan SEFT pada perawat ODGJ yang mengalami stress itu dengan adanya perubahan emosional dan fisiologis yaitu responden merasa tenang, sabar, badan terasa rileks, tidur nyenyak, dan pengaplikasian terapi SEFT secara mandiri. 3). Faktor pendukung selama terapi SEFT yaitu responden dan peneliti sudah saling kenal, rumah responden terjangkau, bahasa yang digunakan responden mudah dimengerti sehingga peneliti mudah untuk melakukan terapi SEFT. Sedangkan, faktor penghambat selama terapi SEFT yaitu responden sulit konsentrasi, sulit mengingat kalimat set-up dan 18 titik meridian
Wiwin Wihdatul Ummah - Personal Name
SKRIPSI BKI 413
SKRIPSI BKI 413
Text
Indonesia
Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
2020
Serang Banten
21.5cm, 28cm, 101hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...