Detail Cantuman Kembali
Keutamaan ilmu dan ulama dalam perspektif Al-Qurtubi (Studi Kajian Tafsir Al-Jami Li Ahkamil Qur'an)
Terjadinya dikotomi yang melanda dunia Islam merupakan masalah yang harus dipecahkan. Bagi umat Islam saat ini sudah banyak yang menyadari tentang perlunya kesadaran untuk mengembangkan ilmu, teknologi, dan memperhatikan fenomena alam sebagai anugrah Tuhan yang dibaliknya ada ilmu pengetahuan. Oleh karena itu penulis berkeinginan untuk mengetahui keutamaan ilmu dan ulama lebih luas lagi yang sesuai dengan Al-Qur‟an dan as-Sunnah, agar ilmu pengetahuan lebih dikembangkan dan dimuliakan dikalangan umat Islam, karena mengembangkan ilmu pengetahuan lewat fenomena alam adalah sebagian dari pada perintah Al-Qur‟an dan ulama adalah pewaris para nabi, karena peran ulama sangat berpengaruh di masyarakat lewat merekalah para penerus bangsa dididik dengan baik.Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Tafsīr al-Jāmi’ Lī ahkām Al-Qur’an, atau yang lebih dikenal dengan nama Tafsīr alQurṭubi, Imam Ẑahabi berpendapat mengenai al-Qurṭubi dan Tafsīrnya bahwa:“Imam al-Qurṭubi merupakan ulama yang luas akan ilmu, karangan-karangan beliau memberi faedah dan memberikan petunjuk kepada banyaknya pengetahuan beliau, ia adalah orang yang cerdas akalnya dan banyak keutamaanya, al-Qurṭubi selalu menjaga hafalannya, bagus penyusunan kitabnya, bagus tutur katanya, kuat hafalannya, dan sempurna dalam memaknai ayat.Dari latar belakang tersebut maka terdapat beberapa permasalahan sebagai berikut: adalah (1) Apa yang dimaksud dengan keutamaan ilmu dan ulama menurut pandangan Al-qurṭubi? (2) Bagaimana latar belakang al-Qurṭubi mengenai keutamaan ilmu dan ulama? Jenis penelitian skripsi ini adalah kualitatif dan kepustakaan. Tekni pengumpulan data mengunakan klarifikasi, penjelasan, dan fokus. Sedangkan metode yang digunakan adalah analisis data, yaitu umum, khusus, dan kesimpulan. Setelah melakukan penelitian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut, (1) Keutamaan ilmu dan ulama Menurut Al-Qurṭubi digambarkan dalam Qs. Ali Imran ayat 18 terdapat petunjuk bahwa atas keutamaan ilmu dan kemuliaan serta keistimewaan para ulama. Karena, jika ada seorang yang lebih mulia dari ulama pasti Allah akan sertakan nama itu dengan nama Allah dan para malaikat-Nya. Kenyataannya, kata ‘Ulul ‘ilmi lah yang di pilih Allah bersandingan dengan Allah dan malaikat-Nya. Dan dalam Qs. Thāhā ayat 114. “Bahwasannya Allah memerintahkan kepada nabi-Nya untuk meminta tambahan ilmu. seandainya ada yang lebih mulia dari ilmu maka, pasti Allah akan memerintahkan nabi-Nya untuk meminta tambahan selain ilmu pengetahuan. Al-Qurṭubi berkata: “Keistimewaan ilmu dan orang yang memiliki ilmu (ulama); Ia adalah orang yang tangan kanannya bijaksana, lisannya jujur dan hatinya selalu istiqomah atau lurus menapaki jalan kebenaran. (2) Latar belakang Al-Qurṭubi terhadap keutamaan ilmu dan ulama adalah: “Ketika ia menafsirkan surat Ali Imran ayat 7. Ia melakukan pembuktian terhadap hadis yang diriwat Shahih Muslim dari Siti „Aisyah. Setelah Rasulallah membaca ayat ini (Qs. Ali Imran ayat 7). Lalu Rasulallah bersabda: “Ketika kalian menyadari orang-orang yang mengikuti pemahaman atau ajaran yang nampaknya serupa dengan kebenaran, padahal tidak benar. Ketika kalian melihat orang-orang yang seperti itu maka, mereka itulah orang-orang yang disebut Allah (dalam Qs. Ali Imran ayat 7). Maka, ketika kalian melihat orang-orang ini. Maka jauhilah dan waspadai mereka. Maka Al-Qurṭubi melakukan pembuktian terhadap hadist tersebut; Apakah benar orangorang seperti (yang dikatakan nabi) ini ada?.” Dan ternyata mereka ada setelah meninggalnya Rasulallah yaitu pada zaman Muawiyyah dan Ali RA. Menurut Al-Qurṭubi mereka adalah golongan Mu‟tazilah. Jadi menurut Al-Qurṭubi seorang bisa disebut ulama ialah ketika ia mampu menafsirkan ayat-ayat Mutasyābihat secara tepat bukan sesat dan mengembalikan semuanya kepada Allah. Karena ilmunya yang mendalam inilah ia beriman kepada Allah dan selalu berdo‟a kepada Allah agar tidak dibimbangkan hatinya dalam menafsirkan ayat-ayat Mutasyābihat. Al-Qurṭubi juga berkata: mengapa dalam Al-Qur‟an ada ayat mutasyābihat, mengapa tidak dijadikan semua ayat dalam Al-Qur‟an itu jelas?”. “Karena seandainya semua ayat dalam Al-Qur‟an itu sjelas, maka tidak akan tampak keistimewaan manusia diantara manusia yang lain.
Uul Zulfa - Personal Name
SKRIPSI IAT 301
SKRIPSI IAT 301
Text
Indonesia
FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2019
Serang Banten
21.5cm, 28cm, 130hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...