Detail Cantuman Kembali
Konseling Spiritual terhadap Warga Binaan yang Tidak Terpenuhi Kebutuhan Seksualnya (Studi di LAPAS Kelas II A)
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. Salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi adalah kebutuhan seks. Setiap manusia yang sudah mencapai usia akil baligh, sudah pasti mempunyai dorongan untuk menyalurkan kebutuhan seksualnya. Sebagaimana diketahui, pemenuhan hasrat biologis memang kebutuhan pokok bagi manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Tetapi ketika berada di penjara, tentunya pemenuhan hasrat ini menjadi terganggu. Hal tersebut maka akan memicu prilaku negatif yang akan merugikan. Dalam mengatasi dampak negatif tersebut salah satunya dengan melaksanakan konseling spiritual. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana dampak tidak terpenuhi kebutuhan seksual pada warga binaan? 2) Bagaimana penerapan konseling spiritual terhadap warga binaan yang tidak terpenuhi kebutuhan seksualnya? 3) Bagaimana dampak penerapan konseling spiritual terhadap warga binaan yang tidak terpenuhi kebutuhan seksualnya? Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui bagaimana dampak tidak terpenuhi kebutuhan seksualnya pada warga binaan, 2) Untuk menegtahui bagaimana penerapan konseling spiritual terhadap warga binaan yang tidak terpenuhi kebutuhan seksualnya, 3) Untuk mengetahui bagaimana dampak penerapan konseling spiritual terhadap warga binaan yang tidak terpenuhi kebutuhan seksualnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan tindakan. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teori Miles dan Huberman tentang penelitian lapangan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa 1) dampak dari tidak terpenuhinya kebutuhan seksual pada warga binaan di antaranya yaitu: kerap melakukan onani, berfikir negatif, berkhayal tentang seks dan mengalami mimpi basah. 2) Tahapan konseling spiritual terhadap responden: tahap awal yaitu asesmen (assesment), tahap inti yaitu implementasi teknik (tecnique implementattion) dan tahap akhir meliputi evaluasi dan pengakhiran (evaluasi termination). Teknik yang digunakan dalam konseling spiritual ini adalah teknik attending dan terapi shalat. 3) Hasil penerapan konseling spiritual terhadap warga binaan yang tidak terpenuhi kebutuhan seksualnya yaitu mengurangi kebiasaan onani, mngurangi kebiasaan mengkhayal tentang seks, tidak berfikir negatif dan tidak ada perubahan signifikan untuk masalah mimpi basah
Yosie Diraseda - Personal Name
SKRIPSI BKI 401
SKRIPSI BKI 401
Text
Indonesia
Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
2019
Serang Banten
21.5cm, 28cm, 104hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...