Detail Cantuman Kembali

XML

Peranan Eri Sudewo Dalam Perang Gerilya Di Banten Tahun 1948-1949


Nama: Aris, NIM : 122400323, Judul Skripsi: Peranan Eri Sudewo Dalam Perang Gerilya Di Banten Tahun 1948-1949. Jurusan SejarahPeradaban Islam, Fakultas Ushuluddin Dan Adab Uin Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Tahun 1440 H/2019 M. Eri Sudewo sebagai komandan brigade Tirtayasa memimpin perang bergerilya di Banten untuk mempertahankan kemerdekaan yang berdaulat menghadapi Belanda yang masuk kembali ke Indonesia paska proklamasi untuk melanjutkan kembali penjajahannya. Eri Sudewo mendapatkan perintah/mandat oleh wakil presiden Muhammad Hatta, waktu itu menjabat Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan Republik Indonesia untuk menyelamatkan daerah Banten dari rongrongan komunis dan penyerobotan Belanda. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah Peranan Eri Sudewo Perang Gerilya di Banten tahun 1948-1949 adalah : (1). Bagaimana Biografi Eri Sudewo? (2). Bagaimana Kondisi Banten Pada Masa Perang Gerilya Tahun 1948-1949? (3). Peranan Eri Sudewo Dalam Perang Gerilya Di Banten Tahun 1948-1949? Adapun tujuan penelitian ini adalah :(1). Mengetahui Biografi Eri Sudewo. (2). Mengetahui Banten Kondisi Banten Pada Masa Perang Gerilya Tahun 1948-1949. (3). Mengetahui Peranan Eri Sudewo dalamPerang Gerilya Di Banten Tahun 1948-1949. Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian sejarah Kuntowijoyo yaitu pemilihan topic melalui pendekatan data atau sumber-sumber yang diperlukan bisa dicari melalui studi pustaka dan tahapan heuristic yaitu tahapan mencari dan mengumpulkan data dan jejak peristiwa sejarah, kritik (verifikasi), interpretasi dan historiografi (penulisan). Hasil skripsi ini, sebagai berikut: Banten pada waktu itu, dengan penduduk yang dikenal memiliki sifat radikal, fanatik-religius, terpecah belah menjadi laskar-laskar perjuangan mempertahankan daerah kelahirannya, dalam perjanjian Renville Daerah Banten tidak termasuk Negara bagian, mengacu pada pengalaman perang sebelumnya diperkirakan Belanda akan menyerang kembali Banten, Eri Sudewo memindahkan Markas Brigade dari Pandeglangke Rangkasbitung, dan COP brigade ditempatkan di Maja. Eri Sudewo mengatasi pengekangan bahaya komunis Belanda dengan merangkul pemimpin yang paling berpengaruh di Banten yaitu Kyai H. Achmad Chatib dan kyai H.Syam’un semua unsure dipersatukan dalam sebuah wadah yang di beri nama GERA (Gerakan Rakyat) dan ditempatkan di bawah komando brigade. Dengan taknik ini maka rakyat dan tentara dimanunggalkan untuk perang gerilya menggunakan taktik mendahului menyerang agar unsure dadakan tidak berada di Belanda dan menghilangkan unsure demoralisasi dan disorganisasi. Eri Sudewo memerintahkan batalyon-batalyon mendahului menyerang itu ialah : Batalyon Jaelani di Sektor Balaraja dengan tugas menyerang ke Tangerang, Batalyon Supaat di Sektor Parung Panjang, dengan tugas menyerang ke Serpong, Batalyon Soleh Iskandar di Sektor Leuwiliang dengan tugas menyerang ke arah Bogor, Batalyon HusenWangsa atmaja dengan tugas menyerang ke arah Pelabuhan Ratu. Adapun perundingan cease-fire/gencatan senjata Komando Militer Belanda dengan Komandan Brigade Tirtayasa, Mayor Dr. Eri Sudewo Di Serang yang dilangsungkan di bawah pengawasan PBB.
Aris - Personal Name
SKRIPSI SPI 379
SKRIPSI SPI 379
Text
Indonesia
FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2019
Serang Banten
21.5cm, 28cm, 100hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...