Detail Cantuman Kembali
Etika Beragama Dalam Alquran (Study Komperatif Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Fī-Ẓilālil Qur`ān)
Nama : Faidjudin, NIM : 143200299, Judul Skripsi : Etika Beragama Dalam Alquran (Study Komperatif Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Fī-Ẓilālil Qur`ān). Umat Islam yang dahulunya terkenal dengan sikap santun dan ramahnya dengan semua pihak, secara perlahan mengalami perubahan. Perubahan nilai keislaman ini pada akhirnya beralih menjadi ajaran yang menawarkan permusuhan bagi mereka yang bukan penganut Islam. Berbagai provokasi disebarkan oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan Islam yang menyerukan kepada umat Islam agar tidak beretika dengan baik dengan ummat non-Islam. Permasalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pengertian etika beragama, 2) Bagaimana penafsiran Sayyid Quthb dan Hamka tentang etika beragama, 3) Bagaimana titik perbedaan dan persamaan dalam penafsiran sayyid Quthb dan Hamka tentang etika beragama. Tujuannya yaitu untuk mengetahu:1) Menjelaskan pengertian etika beragama, 2) Menjelaskan penafsiran Sayyid Quthb dan Hamka tentang etika beragama, 3) Menjelaskan titik persamaan dan perbedaan dalam penafsiran Sayyid Quthb dan Hamka tentang etika beragama. Jenis Penelitian ini termasuk dalam kategeori penelitian kualitatif jenis kepustakaan (library research), karena keseluruhan penelitian ini menggunakan sumber-sumber pustaka dalam membahas permasalahan yang telah dirumuskan. Sumber-sumber pustaka tersebut difokuskan pada literatur-literatur yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas yaitu etika beragama dalam Alquran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1) etika beragama adalah prinsip-prinsip moral, ajaran, adat, atau kebiasaan berkenaan apa yang baik, benar dan tepat dalam beragama. 2) Menurut Sayyid Quthb dan Hamka dalam menafsirkan ayat-ayat tentang etika beragama dapat penulis simpulkan bahwa prinsip menghormati agama lain dalam Islam bukan berarti mendukung dan menyetujui praktik agama tersebut. 3) Persamaan penafsiran antara Sayyid Quthb dan Hamka tentang etika mencaci sesembahan agama lain adalah sama-sama melarang, sedangkan perbedaannya adalah menurut Sayyid Quthb lebih baik tunjukan tentang keburukan menyembah berhala. Sedangkan Hamka sesungguhnya tindakan mencaci maki sesembahan mereka tidak akan membawa mereka kepada petunjuk. Kata Kunci: Etika, beragama, Tafsir Al-Azhar, dan Tafsir FīẒ ilālil Qur`ān
Faidjudin - Personal Name
SKRIPSI IAT 273
SKRIPSI IAT 273
Text
Indonesia
FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2019
Serang Banten
21.5cm, 28cm, 156hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...