Detail Cantuman Kembali

XML

Konsep Taa̓wun Dalam Alquran (Kajian Komparatif Tafsir al-Azhar dan Tafsir al-Marāgī)”.


Mirnawati Dewi. NIM : 143200315. Skripsi dengan judul “Konsep Taa̓wun Dalam Alquran (Kajian Komparatif Tafsir al-Azhar dan Tafsir al-Marāgī)”.
Taa̓wun merupakan ajaran Islam yang terdapat di dalam Alquran, dengan taa̓wun manusia bisa menjadi kuat. Tetapi pada kenyataannya banyak manusia yang tidak memperdulikan orang lain, banyak perkelahian antar saudara seagama, bahkan tidak sedikit orang-orang kaya yang tidak perduli dengan saudaranya yang miskin, minimnya rasa sosial diantara manusia, minimnya moral yang disebabkan kurang terjalinnya hubungan sosial yang baik diantara masyarakat, sehingga muncul kecenderungan pada diri kaum muslimin tidak begitu mempedulikan urusan kaum muslimin yang lain.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalahnya adalah : (1) Apa hakikat taa̓wun? (2) Apa hakikat taa̓wun dalam ajaran Islam? 3) Bagaimana pemahaman Hamka dalam tafsir al-Azhar dan Ahmad Mustafa al-Marāgī dalam tafsir al-Marāgī? Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui hakikat taa̓wun (2) Untuk mengetahui hakikat taa̓wun dalam ajaran Islam 3) Untuk mengetahui pemahaman Hamka dalam tafsir al-Azhar dan Ahmad Mustafa al-Marāgī dalam tafsir al-Marāgī.
Dalam penelitian ini digunakan metode perbandingan (Comparative analisis). Penulis menganalisis penafsiran Hamka dan al-Marāgī, kemudian mencari persamaan dan perbedaan pandangan dari kedua penafsiran tersebut.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Taa̓wun adalah sikap saling menolong terhadap sesama. Tidak ada orang yang tidak memerlukan pertolongan orang lain. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu, manusia tidak dapat hidup sendiri. Ia membutuhkan bantuan orang lain, meskipun ia orang kaya atau mempunyai kedudukan tinggi. (2) Islam mengajarkan bersikap taa̓wun dalam kebaikan berdasarkan ayat Alquran surah al-Maidah ayat 2, taa̓wun dalam kebaikan meliputi: taa̓wun terhadap sesama muslim berdasarkan surah al-Hujurāt ayat 10 dan surat at-Taubah ayat 71, ta’awun terhadap agama Allah dari surah Muhammad ayat 7. (3) Dalam menafsirkan QS. Al-Maidah ayat 2 pemahaman Hamka dan al-Marāgī sama-sama berpendapat bahwa ayat ini merupakan perintah kepada para mukmin untuk saling tolong-menolong atau bantu-membantu terhadap mukmin yang lain dalam hal kebaikan. Adapun dalam menafsirkan kata al-Birru mereka memiliki peredaan penafsiran. Al-Marāgī menafsirkan kata al-birru pada ayat ini artinya melakukan kebaikan seluas-luasnya, yaitu termasuk pokok-pokok petunjuk sosial dalam Alquran, sedangkan Hamka adalah yang baik dan berfaedah yang didasarkan dalam menegakkan taqwa (mempererat hubungan dengan Allah).


Mirnawati Dewi - Personal Name
SKRIPSI IAT 254
SKRIPSI IAT 254
Text
Indonesia
FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2018
Serang Banten
21,5cm, 28cm, 112hlm
SKRIPSI IAT 254
LOADING LIST...
LOADING LIST...