Detail Cantuman Kembali

XML

Politik Kebangsaan Nahdlatul Ulama Perspektif KH. Abdul Wahab Chasbullah


TAUFIK HIDAYAT, NIM: 141200354, Judul Skripsi: Politik Kebangsaan Nahdlatul Ulama Perspektif KH. Abdul Wahab Chasbullah,
Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten 2018.
Politik kebangsaan merupakan penerimaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai hasil konsensus seluruh bangsa Indonesia yang didalamnya kita harus berkomitmen dan terlibat aktif untuk menjaga keutuhannya, dengan tidak mempersoalkan identitas-identitas tertentu dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana politik kebangsaan Nahdlatul Ulama? 2) Bagaimana politik kebangsaan menurut KH. Abdul Wahab Chasbullah?
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk menegetahui politik kebangsaan Nahdlatul Ulama 2) Untuk mengetahui politik kebangsaan perspektif KH. Abdul Wahab Chasbullah.
Adapun metode penelitian yang digunakan ialah Deskriptif Analisis yakni pada Studi Kepustakaan (Library Reseach) dengan menelaah tentang Politik Kebangsaan yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya. Dalam hal ini adalah Kaidah berpolitik dan Bernegara KH Abdul Wahab Chasbullah. Sedangkan data sekundernya adalah data yang biasanya untuk mendukung data primer baik dalam bentuk buku-buku, dokumen maupun dalam bentuk artikel.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: Pertama, Politik Kebangsaan Nahdlatul Ulama mengandung arti keterlibatan warga Negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara menyeluruh sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Politik yang berwawasan kebangsaan, dan menuju integrasi bangsa dengan langkah-langkah yang senantiasa menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan untuk mencapai cita-cita bersama (maslahah ‘ammah) yaitu terwujudkan masyarakat yang adil lahir dan batin dan dilakukan sebagai amal ibadah menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kedua, Politik Kebangsaan KH. Abdul Wahab Chasbullah dimulai pada tahun 1916 memprakarsai Nahdlatul Wathan yang artinya “kebangkitan tanah air” untuk membangun kesadaran politik melalui jalur pendidikan. Terlihat betapa besar rasa nasionalisme yang dimiliki Kiai Wahab. Kesadaran nasionalisme Kiai Wahab sudah muncul ketika ia ikut membidani lahirnya Sarekat Islam (SI) Cabang Makkah. Ia melihat penjajahan telah mengakibatkan rusaknya seluruh tatanan masyarakat Indonesia. Konsep nasionalisme KH. Abdul wahab Chasbullah tercermin pula dari perjuangannya melawan penjajah yang dilakukan dengan pemberdayaan ekonomi yang diorganisasikan melalui Nahdlatut Tujar pada tahun 1918. Kiai Wahab memiliki peran politik besar saat negara ini mau berdiri dan setelah negara ini berdiri, terutama dalam revolusi kemerdekaan dan juga dalam perundingan Renville, Perjanjian Linggarjati maupun Konferensi Meja Bundar (KMB). Dalam peristiwa itu Kiai Wahab menunjukkan kepiawaiannya sebagai politisi pesantren yang mampu mengalahkan politisi berpendidikan Belanda

Taufik Hidayat - Personal Name
SKRIPSI HTN 85
SKRIPSI HTN 85
Text
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
2018
Serang Banten
21.5cm, 28cm, 106hlm
SKRIPSI HTN 85
LOADING LIST...
LOADING LIST...